BAB I
PENDAHULUAN
CSR
sebagai kewajiban perusahaan untuk merumuskan kebijakan, membuat keputusan,
atau mengikuti garis tindakan yang diinginkan dalam hal tujuan dan nilai-nilai
masyarakat[1].
Hal
ini berkaitan dengan Tanggung Jawab Sosial, dimana pengusaha harus mengawasi
operasional dari sistem ekonomi sehingga memenuhi harapan publik. Ini berarti,
pada gilirannya perekonomian produksi harus dikerjakan sedemikian rupa agar
mampu meningkatkan kesejahteraan sosial-ekonomi keseluruhan. Tanggung jawab
sosial, dalam analisis akhir menyiratkan sikap publik menuju sumber daya untuk
ekonomi dan manusia. Sumber daya yang digunakan tidak hanya dibatasi untuk
kepentingan pribadi dan perusahaan, melainkan untuk tujuan-tujuan sosial yang
lebih luas.
Adapula
yang menyatakan bahwa, tanggung jawab sosial mengacu pada kewajiban seseorang
untuk mempertimbangkan dampak dari keputusan dan tindakannya pada sistem sosial
secara keseluruhan. Pelaku bisnis menerapkan tanggung jawab sosial ketika
mereka mempertimbangkan kebutuhan dan minat orang lain yang mungkin terpengaruh
oleh tindakan bisnis. Dengan demikian, mereka melampaui kepentingan ekonomi dan
teknis perusahaan mereka yang sempit[2].
Singkatnya,
konsep yang ditawarkan adalah mengakui keselarasan hubungan antara perusahaan
dan masyarakat serta harus diingat oleh manajer puncak korporasi dan kelompok
lainnya yang terlibat dengan upaya mengejar tujuan masing-masing.
Fungsi
bisnis menurut pengamatan Committee for Economic
Development pada tahun 1971 adalah untuk melayani secara konstruktif
kebutuhan masyarakat untuk kepuasan masyarakat yang bersangkutan. Untuk itu,
CED mengartikulasikan definisi tanggung jawab sosial sebagai tiga lingkaran
konsentris. Lingkaran dalam meliputi tanggung jawab dasar yang jelas untuk
pelaksanaan efisien fungsi-produk ekonomi, lapangan kerja dan pertumbuhan
ekonomi[3].
Revolusi
tekhnologi meningkatkan ukuran dan efisiensi media. Ketika industrialisasi
menciptakan sistem produksi dan distribusi massal, iklan menjadi penting lagi,
bahkan lebih penting daripada yang sudah-sudah, karena iklan dan merek (brand)
menjadi instrumen utama produsen untuk mendekati konsumennya. Di masa awal
industrialisasi, produsen harus mengandalkan sekitar 2000 terbitan bisnis dan
teknis untuk mendekati sekitar 60 juta konsumen. Tujuan langsungnya mungkin
memang meningkatkan citra baik suatu perusahaan atau meningkatkan penerimaan
publik.
Interaksi
adalah salah satu cara berkomunikasi CSR suatu perusahaan sehingga menimbulkan
reputasi yang baik dimata stakeholder. Perusahaan dapat membangun saluran
komunikasi yang dimana stakeholder dapat membaca, memahami, dan
menginterpretasikan komunikasi yang berkelanjutan dalam CSR. Di Era New Media,
perusahaan menggunakan suatu website yang mudah diakses untuk dijadikan sebagai
saluran komunikasi bagi CSR.
Partisipasi
yang lebih luas di media terkandung dalam teknologi media baru, serta lebih
aktif dimainkan oleh pengguna dalam memilih penerbitan, komentar, penghubung,
dan membaca konten online untuk beberapa yang menandakan perubahan besar dari
jenis konsumsi media pasif untuk penggunaan aktif dan partisipasi.
Stakeholder
memiliki harapan dan kekuatan yang besar untuk mendorong perusahaan memberikan
perhatian pada CSR. Dalam upaya memaksimalan profit, perusahaan dituntut untuk
mengubah fokus perusahaan dalam upaya menyeimbangkan 3 P (people, planet
profit). Perusahaan dituntut untuk menjadi perusahaan yang bertanggung jawab
terhadap dampak yang akan menimpa perusahaan tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
Website
perusahaan membagi kategori informasi berdasarkan multiple sections yang disesuaikan dengan segmentasi stakeholder. Sebagaimana komunikasi CSR juga dipahami
sebagai konsep yang berprinsip pada pemberdayaan, website perusahaan dapat
menjadi saluran komunikasi yang interaktif[4].
Interaktif dapat dilihat dari tersedianya ruang komunikasi dua arah antara
perusahaan dan stakeholder, dan mampu
menginspirasi untuk mengajak pilihan lain saling mendukung dalam menyelesaikan
masalah sosial. Selain itu, website perusahaan dapat menyediakan informasi yang
mendalam dan komprehensif tentang CSR kepada stakeholder[5].
Dalam
situs website suatu perusahaan ada tiga komponen yang perlu dikomunikasikan,
yaitu strategi dan profil, pendekatan manajemen, dan indikator performa. Setiap
komponen terdiri dari aspek-aspek yang perlu dikomunikasikan (GRI, 2011).
GRI
merupakan sebuah organisasi di bidang CSR yang menganjurkan pelaporan CSR
sebagai jalan bagi organisasi untuk bertahan dan berkontribusi dalam
pembangunan berkelanjutan.
Seperti
yang saat ini dikembangkan oleh perusahaan bank Mandiri. Dalam website
perusahaan tersebut memuat informasi mengenai profil perusahaan yang meliputi
identitas perusahaan, visi dan misi perusahaan, tata nilai, kinerja perusahaan
dari tahun ke tahun hingga strategi bisnis perusahaan. Selain itu, bank Mandiri
juga mengkomunikasikan tentang alokasi modal ke sektor lainnya, seperti
pertambangan, perindustrian, perdagangan, listrik, air, gas dan sektor lainnya.
Komunikasi
CSR tidak hanya membahas tentang program dan hasil, tetapi juga upaya
perusahaan dalam mengantisipasi harapan stakeholder. Seperti yang telah
dipaparkan mengenai aspek yang perlu dikomunikasikan dalam komponen pendekatan
manajemen, meliputi proses perancangan CSR, termasuk strategi CSR.
Komunikasi
CSR berarti menyediakan informasi yang benar dan tarnsparan mengenai perusahaan
dalam operasi bisnis, sosial, lingkungan, serta interaksinya dengan stakeholder[6].
Oleh karena itu, pengkomunikasian CSR seharusnya berpedoman pada prinsip
transparansi.
Prinsip
transparansi berarti menyediakan ruang untuk stakeholder menilai performa
perusahaan, baik positif maupun negatif. Prinsip transparansi rentan terabaikan
dalam pengkomunikasian CSR yang ditujukan untuk membangun reputasi. Sementara
reputasi seharusnya bersifat substantif yang dibangun melalui komunikasi dan
interaksi yang etis dan transparan sehingga benar-benar menunjukkan bahwa
melalui CSR, perusahaan melakukan pertanggungjawaban atas dampak operasi
perusahaan yang ditimbulkan.
Komunikasi Corporate Social
Responsibility (CSR) Melalui Website Perusahaan
Di era perkembangan media saat ini,
komunikasi CSR menjadi sorotan perusahaan karena dapat berpengaruh pada reputasi
dimata stakeholder melalui saluran komunikasi yang dapat menjangkau
stakeholder.
Seiring perkembangan teknologi, bentuk
komunikasi yang dilakukan mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Banyak studi
yang dilakukan untuk meneliti internet sebagai alat komunikasi CSR antara
perusahaan dengan stakeholder (Branco dan Rodrigues, 2006:235). Di era new
media, segala informasi menjadi sangat terbuka sehingga perusahaan menghadapi
tantangan baru dalam pengkomunikasian CSR (Diego dan Martinez, 2011). Nwagbara
dan Reid (2013:401) menyatakan bahwa era media merupakan era yang berpotensi
terjadinya diseminasi dan manipulasi informasi yang dapat berpengaruh pada
kesuksesan perusahaan. Menyadari hal tersebut, perusahaan menaruh perhatian
besar dalam pengkomunikasian CSR karena kesuksesan perusahaan juga bergantung
pada pengkomunikasian komitmen CSR.
Perkembangan teknologi dan sumber
informasi elektronik mempermudah stakeholder yang memiliki ketertarikan untuk
mengawasi dan mencari tahu informasi tentang perusahaan (Gill et al.,
2008:244). Keberadaan teknologi dan kecepatan mengakses informasi mengenai
perusahaan mempermudah stakeholder dalam melakukan investigasi sehingga jumlah
informasi dan kebenarannya merupakan hal yang penting diperhatikan perusahaan
untuk membangun reputasi perusahaan (Gill et al. 2008:244). Jenis interaksi stakeholder
dan strategi komunikasi di era new media menjadikan komunikasi CSR sebagai alat
untuk keberhasilan bisnis. Ini menunjukkan bahwa pentingnya komunikasi CSR bagi
sautu perusahaan di era new media untuk menunjang kesuksesan dalam bentuk
interaksi dan komunikasi stakeholder yang juga kerap kali berubah sesuai dengan
perkembangan teknologi komunikasi dan informasi.
Terdapat dua cara perusahaan melakukan
komunikasi CSR berdasarkan sumber informasinya, yaitu dari perusahaan itu
sendiri dan menggunakan third party.
Informasi dari perusahaan dapat dilakukan melalui advertising, press releases,
dan website perusahaan sedangkan sumber third party dapat dilakukan oleh
indvidu yang tidak tergabung dalam perusahaan, seperti jurnalis dan opinion
leader[7].
Kedua sumber ini berpotensi untuk menciptakan reputasi perusahaan yang
bertanggung jawab melalui komunikasi CSR yang dilakukan.
Website perusahaan dianggap sebagai alat
penting dan mainstream untuk mengkomunikasikan CRS. Perusahaan dapat
menyediakan informasi yang mendalam dan komprehensif mengenai praktek CSR
perusahaan kepada stakeholder dengan strategi komunikasi tertentu.
Dalam website perusahaan, informasi yang
diberikan perusahaan dapat beragam dan dapat dikategorikan dalam berbagai
segmen audiens yang berbeda. Dalam website terdapat link navigasi dan sidebar
yang dapat dibuat sesuai dengan kategori informasi tertentu. Perusahaan dapat
mempublikasikan banyak informasi melalui website perusahaan dengan biaya yang
tidak mahal dan dapat diakses 24 jam dalam sehari dan tujuh hari dalam
seminggu. Mudahnya dalam mengakses informasi dan konektivitas website
perusahaan dimanfaatkan untuk memenuhi permintaan para stakeholder dan
meningkatkan transparansi.
Pengembangan Masyarakat
Secara
efektif, bagi CSR perlu untuk memanfaatkan sebuah media. Hal ini bisa saja demi
memperjelas berbagai isu khusus yang bisa saja menyudutkan perusahaan dan
menempatkannya pada agenda publik.
Salah
satu aspek penting dari proses pengembangan masyarakat adalah bahwa proses
tersebut tidak dapat dipaksakan. Agar proses berjalan dengan baik, diperlukan
langkah yang natural untuk memulainya, dan untuk mendorong proses tersebut
menyelaraskan degan langkah tersebut. Proses
merupakan milik masyarakat, bukan milik pekerja. Dengan demikian, proses
harus berjalan sesuai dengan langkah masyarakat yang tidak mungkin menjadi
langkah yang diinginkan oleh para pekerja masyarakat.
Para
pekerja masyarakat yang sudah terbiasa dengan dunia deadline, efisiensi, dan
hasil bisa saja menentang apabila kurang dihargai dan jadikan sebagai sarana
untuk mencapai tujuan. Pun dapat membuat seorang pekerja masyarakat frustasi
karena mengalami proses yang sama sebelumnya dan melihat hasil sebelumnya
dengan penuh kesabaran dan menunggu proses yang panjang dan membosankan.
Penting
untuk memberikan waktu yang memadai yang diperlukan oleh proses, dan
pengembangan terjadi mengikuti langkah yang seirama dengan masyarakat. Semboyan
‘berikan waktu selama yang diperlukan’
merupakan hal yang penting untuk diingat bagi pekerja masyarakat. Juga sangat
berarti untuk mengingat bahwa kebutuhan yang dirasakan untuk percepatan dalam
proses tampak menjadi kepelikan dalam budaya barat. Sementara budaya pribumi memiliki konsep yang sangat
berbeda mengenai proses dan waktu. Ungkapan ‘berikan
waktu selama yang diperlukan’ memiliki implikasi bahwa ‘hasil’ dapat
ditunda tanpa batas waktu bila perlu. Hal ini dianggap sebagai ancaman terhadap
struktur masyarakat yang sangat berbeda dengan budaya barat. Untuk dapat duduk
kembali, merenungkan dan membicarakan sesuatu secara mendalam merupakan barang
mewah yang tidak dapat dilakukan oleh orang-orang barat, tetapi bagi
orang-orang dalam budaya lain, hal seperti ini masih dipandang suatu keharusan.
Sejauh
ini, kegiatan CSR masih banyak yang terbatas dilakukan untuk menunjukkan
kedermawanan, yang dalam waktu relatif singkat diharapkan mampu menaikkan atau
memperbaiki citra perusahaan, seperti : sunatan masal, operasi katarak, operasi
bibir-sumbing, beasiswa dll.
Sebetulnya
kegiatan ini sangat dibutuhkan untuk penanggulangan kemiskinan. Akan tetapi,
apabila dilaksanakan secara terus-menerus malah akan menciptakan pemiskinan,
dimana masyarakat akan cenderung bergantung pada belas kasihan pihak lain.
Untuk
mengatasi sisi negatif dari kegiatan ini, mulai banyak telah dilakukan CSR
pengembangan masyarakat atau pemberdayaan masyarakat yang sedikit demi sedikit
membangkitkan kesadaran, kemampuan untuk melakukan, dan kemampuan untuk melihat
kesempatan bagi perbaikan mutu-hidup atau kesejahteraan masyarakat untuk jangka
panjang.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Website perusahaan dapat menyediakan
informasi yang mendalam dan komprehensif tentang CSR kepada stakeholder. Ada
tiga komponen yang perlu dikomunikasikan, yaitu strategi dan profil, pendekatan
manajemen, dan indikator performa. Setiap komponen terdiri dari aspek-aspek
yang perlu dikomunikasikan.
Komunikasi
CSR tidak hanya membahas tentang program dan hasil, tetapi juga upaya
perusahaan dalam mengantisipasi harapan stakeholder. Seperti yang telah
dipaparkan mengenai aspek yang perlu dikomunikasikan dalam komponen pendekatan
manajemen, meliputi proses perancangan CSR, termasuk strategi CSR.
Komunikasi CSR menjadi sorotan
perusahaan karena dapat berpengaruh pada reputasi dimata stakeholder melalui
saluran komunikasi yang dapat menjangkau stakeholder.
Proses pembangunan masyarakat pun perlu
diperhatikan agar masyarakat tidak cenderung bergantung pada pihak lain. Untuk
itu, suatu perusahaan perlu mengembangkan kegiatan-kegiatan yang sekiranya
membangun kreatifitas dari masyarakat dan bisa dilaksanakan dalam jangka
panjang.
DAFTAR PUSTAKA
Mardikanto,
Totok. 2014. Corporate Sosial
Responsibility (Tanggung Jawab Sosial Korporasi). Bandung: Penerbit
Alfabeta.
IFE,
JIM dan Tesoriero, Frank. 2006(edisi ke
3). Community Development (Alternatif
Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Siapera,
Eugenia. 2012. Understanding New Media.
British Library: SAGE Publications Ltd
Wirawan,
Mochamad Joko Adi. 2009. Amazing News
Website. Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET.
Rivers,
William L., Jensen, Jay W., and Peterson, Theodore. 2003(edisi ke 2). Media Massa dan Masyarakat Modern. Jakarta:
Prenadamedia Group.
Jurnal
:
Palma,
Kristina Rintik Mutiada dan Yudarwati, Gregoria Arum. Pengkomunikasian Corporate Social Responsibility (CSR) PT Bank Mandiri
Persero Tbk Melalui Website Perusahaan. Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP.
Universitas Atma Jaya Yogyakarta
[1] . Bowem (1953)
dalam buku Corporate Social Responsibility (Tanggung Jawab Sosial Koorporasi
hal 86). Yang kemudian diperbarui oleh pernyataan Davis (1960) bahwa : “Keputusan
dan tindakan bisnis diambil dengan alasan, atau setidaknya sebagian melampaui
kepentingan ekonomi atau teknis langsung perusahaan”
[2] . Walton (1967)
[3] . Corporate
Social Responsibility (Prof. Dr. Ir. Totok Mardikanto, M. S. Tahun : 2014) :
hal 87
[4]. Indonesia Bisnis Links, 2011
[5] . Du et al.,2012
[6] . Podnar dikutip
dari Nwagbara dan Reid, 2013:410)
[7]. (Scarlett,
2011:14)
How to get to Kiron Casino via a web browser - DRMCD
BalasHapusThe best way to get to Kiron Casino 익산 출장샵 using 광양 출장샵 a browser is through an online browser. 의정부 출장안마 Here, you can find the list of 광주광역 출장샵 slots, roulette and slots, 대구광역 출장안마